Wajahnya mencerminkan tenang
ludah cacian diam ditelan
semanis gula tanpa perisa
kami dan mereka yang bersahabat,
adalah rakan yang suka ketawa
Dari pagi sesudah mandi
hingga petang merunduk matahari, Oren
suara sebelum azan : ibu memekik suruh pulang
sungguh, kami bencikannya (kawan)
dia makhluk yang tiada air mata
kami dan mereka yang bersahabat,
adalah rakan yang tak berhenti berharap
Esok harinya Sabtu,
bagai gugur perisai yang sekeras batu-malu
pasti, malam tadi semua nekad bermimpi
(atau tahi bintang jatuh ke bumi?)
takkan lagi dia berdiri
layak kesabarannya mati
Kaku,
namanya diseru
dengan nama..(censored..)
dia buntu, keliru
dijeritnya pilu, ditangisnya rindu
sejarah silamnya berhantu
emosi yang sudah diganggu
mengheretnya berlalu, kabur.
kami dan mereka yang bersahabat,
adalah rakan seusia jiwa
habis, 5 hari berlalu dari tarikh ini
kami dan mereka yang bersahabat,
adalah rakan yang sendirian
sesal dibawa berbulan-bulan
menyalahkan diri tiada henti
menyumpah batu jadi diri. Ah!
Kerana ketawa tak lagi menjadi, sunyi-sepi
setelah gigi kering, mulut sumbing
mahu kata apa?
Innalillahi wainna ilaihi rajiun
sesudah kun fayakun
..kawanku-rakan kami-sahabat kita,
pergi tanpa ucapan jumpa lagi
kembali pada Pemilik asli
kami dan mereka yang bersahabat,
adalah rakan yang terlewat berkata ;
Nanti, kami sebenarnya tak...
Beginilah ceritanya
kawan-kawan yang tidak sempat (tidur)
No comments:
Post a Comment
Assalamualaikum! :)