Siapakah Pensel yang sebenarnya? |
Sebatang pensel itu telah patah lagi
diam-diam sepi menggigitnya
perlahan-lahan menghakis
dan menghapus jiwa
kasihan dia
Lalu dia tidak dibuang
dia hidup lagi belum mati
Sebatang pensel itu berkawan
cuma satu yang dia berkenan
kawan lain tak diheran
Kawannya cuma kertas
yang kulitnya putih
berambut biru-biru-merah
lurus sekali bergaris-garis
selalu dia menulis puisi buat kertas
selalu juga dia mendengar dari hati kertas
Pada kertas dia bisa
memainkan intro
meledakkan sedikit emosi
mentertawakan sama-sama
mencari bunga buat luka
merasakan air mata bila cerita
dan melukis huruf 'u' bila outro.
Timbul satu hari; 5 Julai
di atas meja coklat usang itu
yang kaki-kakinya rapuh
dia berdiam diri, mengasing diri
tak mahu mengerti lagi
pensel sudah tidak dipeduli
kertas seperti sudah mati
Namanya seorang penulis
memang bingung bila sudah hilang kekasih